Metode Penelitian


Resensi: METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Ciri ilmiah :
  • Rasional
  • Empiris
  • Sistematis
 Syarat data untuk penelitian :
  • Valid (derajat ketepatan)
  • Reliabel (derajat konsistensi/keajegan)
  • Objektif (interpersonal agreement)
Data yang valid maka reliabel dan objektif, tetapi tidak sebaliknya.

Data valid diperoleh dengan cara :
  • Menggunakan instrumen penelitian yang valid.
  • Mengunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya.
  • Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat/benar.

Data reliabel diperoleh dengan cara :
  • Menggunakan instrumen penelitian yang reliabel.

Data objektif diperoleh dengan cara :
  • Menggunakan sampel atau sumber data yang besar (jumlahnya mendekati populasi).

Jenis data menurut sifatnya :
1.      Data kualitatif
2.      Data kuantitatif
  • Data diskrit / nominal
  • Data kontinum
-          data ordinal
-          data interval
-          data rasio

Tujuan Penelitian, secara umum :
  1. Penemuan
  2. Pembuktian
  3. Pengembangan

Kegunaan Penelitian, secara umum :
  1. Memahami masalah
  2. Memecahkan masalah
  3. Mengantisipasi masalah


JENIS / RAGAM PENELITIAN
A.    Menurut Fungsi / Kedudukan
1.      Penelitian Akademik (Mahasiswa S1, S2, S3), ciri/penekanan :
·         Merupakan sarana edukasi
·         Mengutamakan validitas internal (cara yang harus benar)
·         Variabel penelitian terbatas
·         Kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang (S1, S2, S3)
2.      Penelitian Profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni), ciri/ penekanan :
·         Bertujuan mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni.
·         Variabel penelitian lengkap
·         Kecanggihan analisis disesuaikan kepentingan masyarakat ilmiah
·         Validitas internal (cara yang benar) dan validitas eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan
3.      Penelitian Institusional (perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan), ciri/penekanan :
·         Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan
·         Mengutamakan validitas eksternal (kegunaan)
·         Variabel penelitian lengkap (kelengkapan informasi)
·         Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan.

B.     Menurut Kegunaan
1.      Penelitian Murni (Pure Research) / Penelitian Dasar
Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2.      Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.

C.    Menurut Tujuan
1.      Penelitian Eksploratif
Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
2.      Penelitian Pengembangan
Bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru atau yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif dan efisien.
3.      Penelitian Verifikatif
Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/ sebelumnya.
4.      Penelitian Kebijakan
Penelitian yang dilakukan suatu institusi/lembaga dengan tujuan untuk membuat langkah-langkah antisipatif guna mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari.

D.    Menurut Pendekatan
1.      Penelitian Longitudinal (Bujur)
Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek penelitian tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
2.      Penelitian Cross-Sectional (Silang)
Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus).

E.     Menurut Tempat
1.      Penelitian Laboratorium
Eksperimen, tindakan, dll
2.      Penelitian Perpustakaan
Studi dokumentasi (analisis isi buku, penelitian historis, dll).
3.      Penelitian Kancah / Lapangan
Survei, dll.

F.     Menurut Kehadiran Variabel
Variabel = hal-hal yang menjadi objek penelitian yang nilainya belum spesifik (bervariasi).
1.      Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya sudah ada tanpa proses manipulasi (data masa lalu dan sekarang).
2.      Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).

G.    Menurut Tingkat Eksplanasi
1.      Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu variabel secara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel dengan variabel lainnya.
2.      Penelitian Komparatif
Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda.
3.      Penelitian Asosiatif
Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena.
Ada 3 jenis hubungan antar variabel :
a.      Simetris (karena munculnya bersama-sama)





X tidak mempengaruhi Y atau sebaliknya.

b.      Kausal / sebab akibat





X mempengaruhi Y

c.       Interaktif / Resiprokal (timbal balik)





X dan Y saling mempengaruhi

H.    Menurut Caranya
1.      Penelitian Operasional
Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.
2.      Penelitian Tindakan
Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung dengan cara memberikan tindakan/action tertentu dan diamati terus menerus dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.
3.      Penelitian Eksperimen (dari caranya)
Penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kausal (sebab akibat) yang pembuktiannya diperoleh melalui komparasi/perbandingan antara :
    1. Kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (tanpa perlakukan); atau ;
    2. Kondisi subjek sebelum perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.

I.       Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian
1.      Metode Survei
2.      Metode Eksperimen
3.      Metode Expose Facto
4.      Metode Naturalistik/Alamiah
5.      Metode Tindakan
6.      Metode Evaluasi
7.      Metode Kebijakan
8.      Metode Sejarah/Historis

Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.


Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu usaha yang mendasari seseorang berpikir secara ilmiah, sedang tingkatannya tergantung pada ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut (Nursalam dan Pariani, 2001). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar dipengaruhi oleh mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2005).
Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk didalamnya adalah meningat kembali (recall) terhadap suatu yang bersifat spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh karena itu, “Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut dengan benar. Orang telah paham terhadap suatu obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, meyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumusan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
Evaluasi (Evalution)
Evalusi ini biasanya dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penelitian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) untuk memperoleh pengetahuan ada berbagai cara yaitu :
a. Cara tradisional atau non ilmiah yang terdiri dari :
1) Cara coba-salah (Trial and Error).
Cara ini di pakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya di lakukan dengan coba-coba. Bila percobaan pertama gagal, di lakukan percobaan yang kedua dan seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan.
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang di lakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang di lakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya di wariskan turun temurun. Kebisaan ini seolah-olah di terima dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Para pemegang otoritas pada prinsipnya adalah orang lain menerima pendapat yang di kemukakan oleh yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan perasaannya sendiri.
3) Berdasarkan pengalamannya sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pada masa lain apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
4) Melalui Jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara manusia berpikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
b. Cara Modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian.
Mengacu pada konsep pengetahuan di atas bila dikaitkan dengan berbagai dasar dari ketidakmampuan keluarga atau seseorang dalam melakukan tugas-tugas perkembangan akan diperoleh gambaran sebagai berikut :
a. Ketidaksanggupan mengenal masalah karena kurangnya pengetahuan.
b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat karena tidak memahami sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak sanggup menyelesaikan masalah karena kurangnya pengetahuan.
c. Ketidakmampuan menggunakan sumber daya masyarakat
Dari tingkatan pengetahuan di atas disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dimana seseorang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan baik jika mempunyai 56 % - 100 % pengetahuan (Arikunto, 2006).
d. Tingkat pengetahuan tidak baik
Tingkat pengetahuan tidak baik adalah tingkat pengetahuan dimana seseorang tidak mampu mengetahui, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan tidak baik jika seseorang mempunyai < 40-55% pengetahuan (Arikunto, 2006).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya adalah :
a. Faktor Intrinsik
1) Sifat kepribadian
Tingkah laku individu bersifat unit sesuai kepribadian yang dimiliki karena dapat dipengaruhi oleh aspek kepribadian seperti pengalaman hidup, perubahan usia, watak, temperamen system nilai serta kepercayaan.
2) Bakat pembawaan
Bakat sangat berpengaruh dalam tingkah laku karena merupakan interaksi dari faktor keturunan dan lingkungan.
3) Intelegensi
Seseorang yang mempunyai intelegensi rendah akan bertingkah laku lambat dalam pengambilan keputusan.
4) Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997). Motivasi merupakan kekuatan dari dalam dan dampak dari luar sebagai gerak-gerik dalam menjalankan fungsinya. Motivasi berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan (Saifudin, 2008).
5) Usia dan Pengalaman
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis (Nursalam dan Pariani, 2001).
Seperti yang dikatakan Hurlock (1997) yang dikutip oleh Nursalam (2003), bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih dipercaya dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya.
Menurut Long (1996), bahwa semakin tua umur seseorang, makin konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi. Hurlock (1998) mengatakan bahwa pengalaman dan kematangan jiwa seseorang disebabkan semakin cukupnya umur dan kedewasaan dalam berfikir dan bekerja.
6) Pendidikan
Koentjoroningrat (1997), mengatakan bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin mudah orang tersebut menerima informasi, sehingga seseorang lebih mudah menerima terhadap nilai-nilai yang baru di kembangkan.
7) Pekerjaan
Menurut Markum (1991), bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupannya sehingga ibu tidak punya banyak waktu untuk mendapatkan informasi.
Manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah. Seseorang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih daripada keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman.
8) Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, misalnya membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau televisi dan sebagainya (Em Zul Fajri dan Ratu April Senja, 2005).
b. Faktor Ekstrinsik
1) Lingkungan, baik lingkungan alam seperti air, hewan, laut, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya maupun lingkungan asal seperti keluarga, teman, guru dan masayarakat yang mempengaruhi kita semua secara langsung masupun tidak langsung seperti informasi dari radio, televisi, surat kabar, majalah dan sebagainya.
2) Agama
Agama menjadikan orang bertambah pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan spiritual.
3) Kebudayaan
Kebudayaan yang berlaku disuatu wilayah secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang besar kepada seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Masyarakat yang memegang teguh adat dan budayanya cenderung lebih susah untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai kultur budaya terbuka (Arimurti, 2002)
Cara Mengukur Pengetahuan
Menurut Nursalam (2003), untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Pengetahuan baik : 76-100 %.
2. Pengetahuan cukup : 56-75 %
3. Pengetahuan kurang : < 56 % 

ASI Dan KEUNTUNGANNYA


KEUNTUNGAN DALAM MEBERIKAN ASI
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2010 tercatat lebih kurang 2 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak tepat dan kematian anak-anak balita yang terjadi di seluruh dunia berkembang hampir 80 persen.  Dari jumlah itu 30 persen dikarenakan  Diare dan ISPA serta penyakit lainnya yang pada dasarnya dapat dicegah dengan pemberian ASI ekslusif.
Angka keberhasilan menyusui khususnya ASI eksklusif jelas meningkat di negara maju, namun hal ini tidak terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia (Roesli, 2006). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, persentase anak dibawah usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 15,3 persen, masih sangat jauh dari target pemberian ASI eksklusif nasional yaitu 80%. Sedangkan di Jawa Barat pemberian ASI Ekslusif menurut data Susenas tahun 2007 sebanyak 29,8%, jumlah itu turun menjadi 17,6% pada tahun 2008.
Upaya yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan khususnya bidan dalam mencapai target pemberian ASI Eksklusif adalah dengan mengadakan penyuluhan dan bimbingan kepada ibu hamil dan menyusui, serta mengadakan pendidikan kesehatan terutama tentang pentingnya ASI Eksklusif. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan karena adanya pengaruh lingkungan, diantaranya riwayat menyusui orang tua yang tidak memberikan ASI eksklusif, kurangnya dukungan keluarga, pemberian cuti melahirkan yang pendek dan gencarnya promosi susu formula.  
SAAT ini semakin banyak para ibu yang mulai sadar betapa pentingnya ASI bagi pertumbuhan buah hatinya, namun tidak jarang juga yang masih menganggap ASI bisa digantikan dengan susu formula. Berbagai penelitian telah menunjukkan ASI memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan sesuai dengan yang dibutuhkan bayi.  Pemberian ASI sangat baik untuk keduanya, tidak hanya si kecil tapi juga ibunya.Oleh karena itu perlu bagi kita semua untuk lebih memahami manfaat pemberian ASI dan kiat sukses memberikan ASI terutama bagi ibu yang akan melahirkan bayi pertamanya.

Keuntungan ASI Untuk Ibu Bayi
  • Lebih hemat. Dengan memberikan ASI secara esklusif selama 6 bulan, penghematan yang bisa dilakukan sangat signifikan karena Anda tidak perlu membeli susu formula.
  • Melindungi dan mencegah Anda dari kanker payudara.
  • Membantu menurunkan berat badan dan mengembalikan bentuk ideal tubuh Anda seperti sebelum hamil.
  • Memberikan keterikatan emosi yang kuat antara ibu dan bayinya.
Keuntungan Bagi Bayi Anda
  • Mudah dalam memberikan dan lebih higienis.
  • Relatif aman dari kemungkinan terjadi alergi.
  • Menghindarkan si kecil dari kemungkinan infeksi telinga.
  • Kotoran dan air kencing si kecil tidak menyengat baunya.
Kiat-kiat Sukses Menyusui
  • Bicaralah dengan ibu yang bisa memberikan ASI dengan baik untuk berbagi pengalaman.
  • Berikan ASI secepatnya setelah Anda melahirkan si kecil. Hal ini untuk mempercepat proses belajar si kecil untuk menyusu. Walaupun ASI yang keluar masih sedikit jangan khawatir karena cairan kental yang keluar sesaat hingga beberapa jam setelah melahirkan adalah kolostrum yang sangat baik untuk sistem kekebalan si kecil.
  • Berikan ASI sesuai kebutuhan. Bayi baru lahir lebih sering lapar dan minta disusuii tiap 3 jam, bahkan kebanyakan bayi perlu disusui tiap 1 hingga 2 jam. Jadi bayi yang diberikan ASI jauh lebih sering makan daripada yang diberikan susu formula dengan botol. Rata-rata bayi  di  bulan-bulan pertamanya perlu makan 10 sampai 12 kali sehari.
  • Hindari tambahan seperti air gula. Beberapa bayi menjadi bingung ketika diberikan susu atau cairan gula dengan sebuah botol. Bahkan menjadikan dia merasa tidak lapar dan enggan dengan ASI.
  • Produksi ASI menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Semakin sering Anda menyusui maka produksi ASI Anda juga akan semakin meningkat.
  • Tundalah untuk menggunakan puting-putingan dari plastik karena membuat bayi Anda bingung karena proses menyusu dengan puting plastik berbeda dengan menyusu langsung ke puting ibunya.
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Menyusui
  • Untuk menyusui bayi itu, seorang wanita perlu makan 500 kalori ekstra setiap harinya.
  • Ibu yang menyusui perlu 3 sampai 4 bagian dari susu, yogurt dan keju dalam menu hariannya.
  • Hindari merokok, minum alkohol dan obat-obatan berbahaya.